
Akan tiba waktunya bagi kita semua untuk menghadapi apa yang kita serukan “ranjang kematian”. Momen terakhir itu penuh dengan pantulan, keseimbangan dan emosi yang intens seperti kesedihan, ketenangan atau bahkan kebanggaan. Banyak orang menganggap momen ini sebagai kesempatan untuk meninjau kembali kehidupan dan keputusan yang diambil. Dalam kasus saya, dan memikirkan hari yang tak terhindarkan itu, saya telah mengumpulkan serangkaian pemikiran yang saya harap akan menemani saya dan membuat saya merasa bangga dengan perjalanan saya.
Pikiran yang ingin kuingat di hari terakhirku
Di bawah ini saya membagikan sembilan pemikiran yang saya pertimbangkan claves untuk menghadapi ranjang kematianku dengan kepuasan. Ada yang merupakan keputusan transendental, ada pula yang merupakan bagian dari momen paling membahagiakan dalam hidup saya. Tidak semua orang memahami atau membagikannya, tetapi saya yakin Anda akan memiliki pemikiran khusus sendiri yang menentukan keberadaan Anda.
- Perpisahan dengan “mantan” saya: Peristiwa ini menandai sebelum dan sesudah dalam hidup saya. Meski awalnya menyakitkan, itu membantu saya membebaskan diri dari pengaruh negatif dan itu memungkinkan saya untuk terhubung kembali dengan diri saya sendiri. Saat itu, saya memahami bahwa orang-orang di sekitar kita mempunyai pengaruh yang besar terhadap kebahagiaan kita, dan memutuskan untuk menjauhkan diri dari mereka yang tidak berkontribusi positif adalah tindakan keberanian dan cinta diri.
- Jangan ingat saat-saat kosong: Ketika saya melihat ke belakang, saya tahu bahwa saya tidak akan menganggap penting masa muda saya yang saya habiskan untuk hal-hal sepele atau orang-orang yang tidak perlu. Momen-momen ini, meskipun merupakan bagian dari proses pembelajaran saya, tidak akan cukup berbobot untuk mengaburkan jalan yang saya bangun nantinya.
- Pelajaran Produktivitas: Saya tidak akan menyesali waktu yang hilang aktivitas tanpa nilai nyata. Namun, pengalaman ini mengajarkan saya untuk memprioritaskan, memahami bahwa waktu adalah sumber daya kita yang paling berharga dan kita harus menginvestasikannya pada hal yang benar-benar penting.
- Hari dimana saya memutuskan untuk tidak menganggap hidup terlalu serius: Keputusan ini menandai titik balik. Saya belajar menikmati masa kini, menerima kesulitan dengan humor, dan hidup enteng. Saya memahami bahwa sering kali, stres dan keseriusan yang berlebihan membuat kita kehilangan momen berharga.
- Nilai masa kecil: Saya akan mengingat dengan penuh kasih sayang hari-hari masa kecil saya yang riang: bermain dengan teman-teman saya, lutut kotor di taman, cinta pertama yang polos, dan penjelajahan sore hari yang tiada habisnya. Kenangan tersebut adalah a harta karun yang sangat saya hargai.
- Kebanggaan melawan arus: Pendapat dan keputusan tidak populer yang saya buat, meskipun banyak orang tidak memahaminya, mendefinisikan saya sebagai seorang individu. Mempertahankan cita-cita dan jujur pada diri sendiri adalah perasaan yang ingin saya ingat dengan kepuasan.
- Keindahan yang terlarang: Saat-saat kecil pemberontakan, pelanggaran yang dialami dengan intensitas tinggi, merupakan sumber pembelajaran dan kesenangan. Saya memahami bahwa terkadang hal yang tidak terduga dan berani sangat penting untuk menjalani kehidupan yang utuh.
- Detasemen dari uang: Saya bangga tidak menekankan uang sebagai kekuatan pendorong hidup saya. Meskipun perlu, saya tidak pernah memprioritaskannya di atas nilai-nilai saya, hubungan saya, atau minat saya.
- Perpisahan yang tulus: Saat aku menatap mata orang-orang yang kucintai, aku ingin bisa mengatakan “sampai jumpa lagi,” karena aku tahu bahwa aku selalu jujur dan murah hati kepada mereka. Pemikiran ini merupakan cerminan kehidupan yang dijalani dengan cinta dan makna.
Pelajaran refleksi universal di saat-saat terakhir
Investigasi pada refleksi menjelang kematian, seperti yang dibuat oleh Bronnie Ware, seorang perawat perawatan paliatif, menyoroti lima penyesalan paling umum di antara orang-orang di penghujung hari mereka. Poin-poin ini memperluas pemahaman kita tentang apa yang benar-benar penting dalam hidup:
- Saya berharap saya memiliki keberanian untuk menjalani kehidupan yang jujur pada diri saya sendiri, bukan kehidupan yang diharapkan orang lain dari saya.
- Saya berharap saya bekerja lebih sedikit untuk menikmati lebih banyak waktu bersama orang yang saya cintai.
- Aku berharap aku mempunyai keberanian untuk mengungkapkan perasaanku dengan jujur.
- Saya menyesal tidak tetap berhubungan dengan teman-teman dekat saya.
- Saya ingin membiarkan diri saya menjadi lebih bahagia, tanpa menunda senyuman dan momen kegembiraan.
Penyesalan ini menunjukkan kepada kita pentingnya hidup secara otentik, membina hubungan yang tulus, dan memprioritaskan apa yang penting dalam hidup kita.