Sepertinya kita semua Menunggu sesuatu agar kita bisa melanjutkan hidup:
"Menunggu untuk mendapatkan lebih banyak uang sebelum memulai bisnis saya."
"Tunggu sampai aku pensiun agar aku benar-benar menikmati hidup."
Setiap "menunggu" adalah alasan yang bisa dilampaui hari ini.
Mitos bahwa kita harus menunggu sesuatu terjadi sebelum kita dapat mengambil langkah lain sepertinya menyerang kehidupan setiap orang. Mentalitas ini membuat kita terjebak dalam siklus penundaan yang terus-menerus: semua orang sepertinya menunggu hari esok, dan ketika hari esok tiba, hari esok lain akan menunggu kita. Anda tidak dapat mengubah masa depan Anda kecuali Anda mengubah hari kemarin, dan satu-satunya cara untuk mengubah hari kemarin adalah dengan mengubah masa depan Anda berubah hari ini.
Mengapa tidak menjadikan hari ini produktif untuk hari esok?
4 alasan yang termasuk "menunggu"
1) Menunggu pengetahuan lebih lanjut
Banyak orang tampaknya menunggu untuk menjadi ahli pada sesuatu sebelum melanjutkan hidup mereka. Mereka menunggu untuk memperoleh lebih banyak pengetahuan: mulai dari menulis buku, mempelajari bahasa baru, atau bahkan membuat keputusan karier yang penting.
Kami belajar dengan melakukan. Semakin banyak yang kita lakukan, semakin banyak pula yang akan kita pelajari seiring berjalannya waktu. Kami menghadapi skenario nyata yang memaksa kami untuk mengajukan pertanyaan yang lebih baik.
Tentu saja, ada pengecualian dalam profesi yang memerlukan sertifikasi khusus, seperti kedokteran atau teknik. Namun, untuk sebagian besar aspek kehidupan, Anda bisa memulainya tanpa menjadi seorang spesialis.
Jika kita terus menunggu sampai kita memiliki “semua pengetahuan”, kita tidak akan pernah maju atau mendapatkan pengalaman nyata.
2) Menunggu lebih banyak uang
“Saya membutuhkan lebih banyak uang untuk memulai bisnis saya”, “Berkelana keliling dunia akan ada dalam daftar saya ketika saya memiliki lebih banyak penghasilan,” adalah ungkapan-ungkapan yang pernah kita dengar atau ucapkan pada suatu waktu.
Apakah benar-benar perlu menunggu? Jawabannya dengan tegas tidak. Anda dapat mulai merasakan apa yang Anda inginkan dengan apa yang Anda miliki sekarang. Misalnya:
- Anda dapat merasakan pengalaman mengendarai Ferrari dengan menyewanya seharga 900 euro, daripada membelinya.
- Bepergian dan menjelajahi dunia tidak membutuhkan jutaan dolar. Maskapai penerbangan bertarif rendah dan platform akomodasi hemat membuatnya lebih mudah diakses dari yang Anda bayangkan.
- Pekerjaan sukarela? Anda tidak perlu berhenti dari pekerjaan Anda; Bahkan mendedikasikan beberapa hari dalam sebulan dapat mengubah hidup (termasuk hidup Anda).
Intinya, pengalaman, tidak selalu kepemilikan, yang memberi kita kepuasan.
3) Menunggu lebih banyak waktu
“Waktu adalah uang”, namun banyak dari kita menyia-nyiakannya dengan harapan “memiliki lebih banyak waktu”. Jika Anda pernah berkata pada diri sendiri, "Saya tidak punya waktu untuk berolahraga," tanyakan pada diri Anda pertanyaan ini:
Jika seseorang menodongkan pistol ke kepala Anda dan menyuruh Anda meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas tersebut, apakah Anda akan melakukannya?
Tentu saja. Kenyataannya, masalahnya bukan pada kurangnya waktu, namun pada kurangnya waktu pentingnya yang kita berikan pada aktivitas tertentu. Jujurlah pada diri sendiri dan tetapkan prioritas. Misalnya, berkomitmen pada suatu tugas dan membagikan kemajuan Anda dengan seseorang yang Anda percayai dapat memotivasi Anda untuk menyelesaikannya.
Pendekatan ini membantu kita menjadi lebih sadar akan cara kita menggunakan waktu dan hidup dengan lebih produktif.
4) Menunggu untuk percaya pada diri sendiri
Keyakinan yang membatasi seperti “Saya tidak cukup baik” atau “Saya belum siap” terus-menerus menghambat kita. Ide-ide ini adalah hasil pengumpulan "bukti" selama bertahun-tahun untuk memperkuatnya.
Apa yang akan terjadi jika Anda mulai mencari bukti sebaliknya? Misalnya, jika Anda berpikir Anda tidak pandai dalam situasi sosial, cobalah mengingat saat-saat ketika Anda melakukannya dengan baik. Sedikit demi sedikit, persepsi Anda akan berubah.
Kepercayaan diri tidak datang dari sumber eksternal, namun dari narasi internal yang positif. Tantang keyakinan yang membatasi tersebut dan terapkan keyakinan baru yang mendorong Anda. Ini memerlukan waktu dan dedikasi, namun sepadan dengan usaha yang dilakukan.
Memutus siklus “menunggu”
Pola “menunggu” melanggengkan penundaan. Berikut cara untuk mengatasinya:
- Kenali alasan Anda: Jujurlah pada diri sendiri tentang “penantian” Anda.
- Tetapkan tujuan kecil: Mulailah dengan tugas-tugas kecil yang dapat dikelola.
- Rayakan kemenangan Anda: Mengakui kemajuan, sekecil apa pun.
Menerapkan tindakan ini dapat membantu Anda menghentikan kebiasaan menunggu dan mulai bertindak. Berhenti menunggu membuka banyak peluang. Dengan mengambil tindakan saat ini, Anda dapat membangun masa depan yang lebih memuaskan dan penuh tujuan.